My Ordinary Life!

Friday, June 14, 2013

Uang seperak dua perak


Masih muda, sehat dan gagah. Tapi kok gak malu ya mengganggu ketenangan orang yang entah sedang di bus kota atau makan di restoran dengan suara yang (maaf) sumbang? Kok gak malu minta-minta uang? Tidak bermaksud riya, Sebenarnya hingga saat ini saya cukup sering memberi sedekah terhadap pengemis yang memang menurut saya layak diberi seperti orang-orang yang cacat maupun lansia. Karena saya yakin dari sekian persen harta yang saya miliki merupakan hak orang lain dan memberikan uang seperak dua perak tidak akan membuat saya jatuh miskin. Namun hal yang saya benci adalah ketika saya melihat segerombolan anak muda yang rapih hingga berpenampilan urakan sekalipun mengamen dan sering kali memaksa maupun mengganggu keamanan publik (terutama bagi wanita). Sebenarnya yang mereka butuhkan adalah solusi, bukan uang seperak dua perak yang hanya dapat memecahkan persoalan perut mereka hari ini. Lalu, untuk esok hari mengemis lagi? Bagaimana untuk bulan besok, tahun besok hingga ajal menjemput terus begitu? Benar-benar menjengkelkan!
Mengutip kata MUI, bersedekah pada pengemis haram lho :MUI : Bersedekah ke pengemis itu haram dan sebenarnya PEMPROV DKI JAKARTA mengeluarkan PERDA mengenai bersedekah kepada pengemis
PERDA Larangan Memberi Sedekah kepada Pengemis
MALAS, itulah perilaku yang harus dibenahi. Bukan minimnya pendidikan, bukan persoalan kemiskinan tapi bagaimana mereka bisa berpikir untuk keluar dari zona tersebut.
Memangnya tidak malu dengan orang-orang ini?


Kekurangan tidak menyurutkan langkah mereka untuk BANGKIT. Saya yakin, setiap manusia memiliki talenta yang sudah diberikan oleh-NYA, bodohnya manusia itu sendiri yang sering kali mengeluh dan menyalahkan Tuhan nya dengan kekurangan-kekurangan yang dimiliki. Sesungguhnya selain takdir Tuhan, manusia itu sendiri yang dapat mengubah nasibnya. KEMAUAN KERAS, THAT'S THE KEY.

No comments:

Post a Comment